logo
Your professional website

Renungan Harian Katolik pesta semua orang kudus

Keluarga , Jalan Kekudusan

Bacaan Inil: Matius 5:1-12a

Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.

Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,

Demikianlah Injil Tuhan


Renungan

Pada pesta semua orang kudus, kita memperingati rombongan besar orang beriman yang telah memelihara iman selama hidup mereka. Mereka berbahagia karena telah mengikuti Kristus sampai akhir (Wahyu 7:9-14). Siapakah mereka itu? Menurut pemazmur. “ orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan  ....  dan  yang mencari wajah Allah” (Mazmur 24:3-6). Menurut Sabda Bahagia, mereka adalah “orang orang yang miskin dihadapan Allah ...... yang dianiaya oleh sebab kebenaran ..... yang dicela dan dianiaya karena Kristus.... (Matius 5:1-12)

Pada lembaran yang dikeluarkan oleh Biara Trappist Bunda Pemersatu, Gedono, Salatiga yang berjudul  “Keluarga , Jalan Kekudusan” diceritakan bahwa pada tanggal 21 Oktober 2001, almarhum Paus Yohanes Paulus II mengangkat sepasang suami-isteri bernama Luigi dan Maria Beltrame  Quattrocchi sebagai Beato dan Beata. Inilah untuk pertama kali dalam sejarah Gereja, sepasang suami-isteri diangkat menjadi Beato dan Beata. Dengan pengangkatan ini Gereja ingin menegaskan bahwa keluarga adalah jalan menuju kekudusan, hal yang rupanya kurang disadari oleh umat Katolik pada umumnya. Dalam homili pada waktu pengangkatan itu, Bapa Suci mengatakan bahwa dengan menimba kekuatan dari doa, Sabda Allah dan Sakramen-Sakramen Gereja, pasangan suami-isteri ini berhasil menghayati hidup yang biasa dengan cara yang luar biasa. Pengangkatan pasangan suami-isteri menjadi Beato dan Beata ini mengundang kita untuk memohon  kepada Tuhan agar semakin banyak pasangan suami-isteri yang dengan sadar menghayati hidup berkeluarga sebagai jalan menuju kekudusan.

Dapatkan renungan harian secara lengkap. Kunjungi situs Blogevan.com

Back to top